BANJAR,(KP).- Ditengah kemajuan informasi dan teknologi, tiga desa di Kecamatan/Kota
Banjar masih mengalami blank spot (daerah yang tak terjangkau sinyal).
Hal demikian dinilai sangat ironis disaat kehadiran “kebun tower” di
sejumlah daerah di Banjar terus bertambah.
Ketiga desa yang sering blank spot itu, meliputi Desa Neglasari, Desa
Situ Batu dan Desa Jajawar, di Kecamatan Banjar. Akibatnya, selama
bertahun-bertahun sampai sekarang para pemilik telepon seluluar di
kawasan tersebut mengaku kesal atas pelayanan selular yang tanpa
disertai sinyalnya.
“Akibat sinyal Ponsel sering hilang, jelas kami merasa dirugikan.
Padahal, kami sudah mengganti nomor operator selular berkali-kali, tetap
saja sinyalnya jelek dan terputus-putus. Termasuk sinyal modem,”kata
seorang warga Desa Situ Batu, Ali (37), Rabu (23/5).
Hal senada dikatakan Ruhanda (45), seorang aktivis warga Desa Jajawar.
Menurut dia,dampak sinyal buruk, secara otomatis komunikasi via Ponsel
menjadi terganggu.
Dijelaskannya, di blank spot ini dialami hampir oleh semua operator
selular. Termasuk, operator seluler yang selalu mengklaim miliki sinyal
kuat sekalipun, bahkan mengubar sanggup menembus daerah pelosok.
“Terkadang kami sering merasa heran di Banjar sekarang, untuk memperoleh
sinyal saja sekarang sangatlah sulitnya, apalagi bantuan pembangunan,”
ujarnya.
Kepala Desa Neglasari, Bakin Kusdiana, membenarkan, adanya blank spot di
wilayah Desa Neglasari, Desa Sibatu dan Desa Jajawar. Dampaknya,tak
jarang warga yang sampai berlari-lari hanya sekedar mencari sinyal.
“Selama ini, masyarakat mendukung adanya pendirian tower operator
selular bersama. Sebagai bukti dukungannya tersebut, banyak warga yang
siap mengontrakan area lahan miliknya untuk proyek pembangunan
tower,”ujarnya.
Kendati sudah diberi keleluasaan atas pembangunan tower tersebut, tetap
saja kata dia sampai sekarang investor tower operator seluler yang
datang ketiga wilayah tersebut masih belum ada. Padahal dikatakan dia,
jika saja khusus penduduk di Desa Neglasari mempunyai 1500 KK dan
memiliki 3 unit hp per KK, maka dipastikan se-wilayah Desa Neglasari
saja tingkat kepemilikan Ponsel bisa mencapai 4500 unit.
“4500 unit itu baru taksiran di Desa Neglasari saja. Belum termasuk
kepemilikan hp di Desa Situ Batu dan Desa Jajawar. Dengan data ini, kami
kira menjadi peluang bisnis bagi operator seluluar untuk mengepakkan
usahanya ke daerah kami, ”ujarnya.E-19****
Sumber : Kabar Priangan.com