Dulu ketika zaman
sentralisasi, nama provinsi serta kota dan kabupaten masih bisa dihafal
anak-anak SD di luar kepala. Kini era sudah berbeda. Coba tanyakan
sekarang kepada siswa SD, apakah mereka hafal nama dan jumlah kabupaten
dan kota di seluruh Indonesia? Tentu hanya siswa jenius yang bisa
menghafalnya.
Kita merasakan, Indonesia sudah jauh berubah
semenjak berlakunya kebijakan Otonomi Daerah. Luas negeri ini memang
mengecil karena kita kehilangan Timor-Timur yang telah merdeka menjadi
Timor Leste. Tetapi jumlah daerah di tempat lain di Tanah Air justru
bertambah banyak.
Pemekaran kabupaten dan kota serta provinsi
terus berlangsung. Sekarang Kabupaten tidak lagi berjumlah 399 daerah,
karena DPR sudah menyetujui lahirnya 18 kabupaten dan satu provinsi
baru. Beberapa calon kabupaten lainnya masih mengantri.
Semangat
pemekaran itu sejatinya selalu bertujuan untuk mencapai kemajuan dan
kesejahteraan yang lebih baik bagi masyarakat yang berada di
daerah-daerah itu, karena pada masa lalu daerah mereka jarang tersentuh
pembangunan. Perjuangan untuk mewujudkan cita-cita mulia itu tidak
sebentar, termasuk setelah pemekaran berhasil dilakukan.
Tantangan
membangun daerah yang baru relatif berat. Membangun SDM dan
infrastruktur bersinergi dengan daerah lain dan dunia luar. Semua bisa
berjalan setelah terbangunnya kepercayaan masyarakat. Setelah itu masih
ada setumpuk pekerjaan lain yang harus dilakukan, di antaranya yang
sangat penting adalah mempromosikan daerah itu sendiri.
Dalam
sistem otonomi daerah, pemerintah daerah manapun tidak hanya dituntut
untuk lebih cepat memberikan pelayanan kepada masyarakat, tetapi juga
harus mengelola daerahnya sedemikian rupa agar memiliki pendapatan yang
layak.
Daerah, baik kabupaten maupun kota memiliki potensi
masing-masing secara ekonomi. Kabupaten umumnya memiliki potensi sumber
daya alam, sedangkan kota umumnya memiliki potensi di bidang jasa.
Kendala
yang dimiliki kabupaten adalah minimnya infrastruktur dan SDM serta
sarana transportasi dan informasi. Kondisi kabupaten umumnya berbeda
dengan kota yang jauh lebih baik infrastruktur dan SDM-nya.
Jumlah
kabupaten sebanyak 399 daerah yang sudah eksis ditambah dengan 18 yang
akan segera lahir, masing-masing membutuhkan sentuhan investasi untuk
bisa menggerakkan roda perekonomiannya. Namun, bagaimana berbicara
investasi kalau potensi yang dimiliki tidak diketahui.
Oleh
karena itu seluruh daerah otonom membutuhkan kerjasama untuk
memperkenalkan diri kepada dunia usaha. Dalam kaitan ini promosi secara
bersama-sama tentu jauh lebih efektif untuk mengundang kalangan
investor.
Di sinilah pentingnya keberadaan Asosiasi Pemerintah
Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI). Melalui asosiasi ini para kepala
daerah bisa melakukan promosi bersama. Investor tidak perlu langsung
berkunjung ke daerah-daerah, tetapi terlebih dahulu bisa memilih-milih
peluang investasi apa yang cocok dengan melihat kegiatan pameran daerah
bersama.
Seperti layaknya “window shopping,” di sini setiap calon
investor domestik maupun asing bisa mendapatkan informasi yang
komprehensif tentang sektor-sektor bisnis apa yang akan di pilihnya di
daerah tertentu.
Nama pameran yang akan dilaksanakan pada 24-27
Mei 2012 itu adalah “Autonomy Expo.” Semua daerah otonom, baik Provinsi
maupun Kota dan Kabupaten bahkan perusahaan swasta bisa ikut ambil
bagian sebagai peserta. Mereka bisa memamerkan produk dan menceritakan
kondisi daerah masing-masing.
Pameran ini bertujuan membangun
optimisme daerah untuk menarik manfaat dan memaksimalkan peluang yang
terbuka lebar terkait berlakunya “ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA),”
sekaligus menjadi kerangka komprehensif bagi daerah untuk dapat
meningkatkan ekspor ke China dan negara-negara ASEAN.
Selain
berfungsi sebagai sarana informasi dan promosi potensi sumberdaya alam
dan produk kreativitas industri daerah, ajang pamaeran itu akan
memberikan kontribusi besar sebagai daya tarik invesasi bagi peningkatan
pendapatan daerah dan peningkatan lapangan kerja.
Pada masa
lalu, ajang pameran itu bernama “Kabupaten Expo,” dan kini diganti
menjadi “Otonomi Expo,” karena kebutuhan setiap daerah otonom dalam
berpromosi tidaklah jauh berbeda.
Expo ini adalah kegiatan ke-9
yang dilakukan APKASI sebagai upaya konkret menjalankan kegiatan promosi
potensi daerah otonom seluruh Indonesia, karena melalui kegiatan
promosi bersama maka daerah-daerah daerah akan bisa dikenal investor.
Melalui
promosi yang bersifat strategis itu pula daerah-daerah akan semakin
dikenal, termasuk oleh siswa-siswa SD seperti di masa lalu. Semoga…
Sumber : Antara news