Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sumedang kini memiliki 20 unit mesin cuci darah dari semula hanya 8 unit. Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur RSUD dr Hilman Taufik WS pada acara peringatan Hari Jadi RSUD ke-80 dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ke-3 sekaligus peresmian gedung pelayanan ginjal terpadu (Hemodialisa), Rabu (9/5), di Aula RSUD. Acara tersebut dihadiri Bupati H. Don Murdono, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Alma Lucyati, Wakil Ketua DPRD Asep Elly Gunawan, unsur Muspida, Sekretaris Daerah  dan para Kepala OPD, serta tamu undangan lainnya.
Menurut dr Hilman, penambahan instalasi menjadi 20 unit tersebut bersamaan dengan pembangunan fisik gedung heomodialisa yang menghabiskan dana Rp. 3,4 miliar dari APBD Provinsi, ditambah Rp. 435 juta dari APBD Kabupaten untuk sarana penunjang.
Dikatakan, sebelumnya pasien yang bisa terlayani hanya 40 orang sedangkan 50 orang lainnya masuk waiting list. Jadi banyak warga Sumedang yang pergi ke RS Habibi dan RS Hasan Sadikin di Bandung untuk cuci darah. “Dengan adanya penambahan mesin, ke90 pasien tersebut sekarang bisa terlayani. Bahkan yang biasa cuci darah ke luar pun, sudah diprogramkan untuk kembali (dilayani di RSUD  Sumedang)”.
Bupati menyatakan rasa bangganya atas berbagai prestasi yang diraih oleh RSUD Sumedang sebagai etalase pelayanan publik Pemkab Sumedang. “Seiring dengan ditetapkannya RSUD Sebagai BLUD banyak prestasi yang diperlihatkan, termasuk dengan pembangunan gedung hemodialisa ini. Bahkan, banyaknya pasien dari luar Sumedang yang hampir mencapai 30 % menjadi kredit point tersendiri,” ujarnya.
Untuk itu, lanjut Bupati, anggaran untuk bidang kesehatan akan tetap menjadi prioritas utama dalam APBD. Bupati pun berharap agar RSUD dapat meningkatkan standarnya yang sekarang meraih Kelas B, “Tenaga Spesialis tentunya harus ditambah, untuk dapat meningkatkan Kelas RSUD ini”.
Bupati menjelaskan bahwa ia tidak senang jika Rumah Sakit penuh oleh yang sakit karena menurutnya kesehatan dikatakan berhasil jika kebanyakan yang datang ke Rumah Sakit bukan untuk berobat tetapi untuk berkonsultasi. “Saya tidak senang jika banyak yang dirawat. Ini berarti program promotif dan preventifnya masih kurang oprtimal, termasuk pasien baru cuci darah yang terus bertambah,”
Dikatakan Bupati, kecenderungan meningkatnya jumlah pasien cuci darah  adalah akibat dari pola makan yang tidak sehat dan masih belum efektifnya penyuluhan kesehatan. ”Mari kita pelihara ginjal kita agar tetap sehat dengan berperilaku bersih dan sehat,” ajak Bupati.
Di akhir acara, Bupati beserta tamu undangan meninjau langsung gedung Hemodialisa dan menemui pasien yang ada dilanjutkan dengan meninjau Ruang Rawat Inap Cempaka yang sedang dibangun dan Ruang Pelayanan Jampersal.

Sumber : Pemerintah Kabupaten Sumedang



Di akhir acara,